Mengantar ke Jogjakarta
Pukul 06.00 WIB, aku dan keluarga harus sudah berangkat dari rumah agar dapat mengejar jadwal penerbangan. Kami menaiki mobil yang disetir oleh sepupuku menuju ke bandara Adisutjipto Jogjakarta. Orangtuaku akan ke tempat kerjanya yang lama di Balikpapan, Kaltim. Mereka akan mengadakan perpisahan dengan rekan-rekan kerja di sana. Rencanaku untuk ikut mereka ke balikpapan batal karena orangtuaku menganggap aku sebaiknya ikut saat pelantikan di tempat yang baru, di Masohi. Dalam perjalanan Kudus-Jogjakarta, kami mampir di Magelang untuk membeli bakpia, gethuk dan bakso tahu. Setelah sekitar lima jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga di kota pelajar. Kami tidak langsung menuju ke bandara melainkan menyempatkan diri mengunjungi salah satu cagar budaya di Jogja yakni candi Prambanan. Candi ini letaknya tidak begitu jauh dari bandara sehingga mudah dijangkau. Saat itu waktu masih menunjukkan pukul 11.30 sementara jadwal keberangkatan di tiket pesawat adalah pukul 15.00 sehingga kami masih sempat berkunjung ke Prambanan. Setelah membayar tiket masuk kendaraan non-bis sebesar Rp.5000,- kami pun berjalan kaki ke pintu masuk menuju candi. Di areal parkir kami langsung ditawari ojek payung. Untuk sekali menyewa sebuah payung kita harus membayar sekitar Rp.3000,-. Biaya tiket masuk ke areal candi sebesar Rp.10.000,- untuk orang dewasa dan Rp.6000,- untuk anak-anak. Setelah masuk areal candi, beberapa photographer tempat wisata tersebut menawari kami untuk difoto sekali jadi. Tarifnya bervariasi antara Rp.25.000,- sampai Rp.10.000,-. Kami pun berpose di depan latar belakang komplek candi. Ternyata fotonya tidak benar-benar langsung jadi. Kami harus menunggu beberapa saat terlebih dahulu. Sambil menunggu, kami melanjutkan untuk masuk lebih dalam ke komplek candi. Di halaman depan komplek kami melihat batu-batu besar dikumpulkan. Ternyata batu-batu itu merupakan bagian-bagian candi yang rusak akibat gempa Jogja lalu. Gempa tersebut berkekuatan di atas lima skala richter. Ada beberapa buah candi di komplek itu, yang terbesar berada di tengah. Salah satu candi di komplek tersebut sedang dalam proses perbaikan. Di dalam komplek, banyak turis asing berfoto ria, mereka dipandu oleh seorang tour guide. Puas mengamat-amati akhirnya kami keluar dari komplek. Kami memesan beberapa minuman segar karena kehausan. Setelah solat dzuhur di mushola setempat kami keluar dari areal candi, tak lupa kami mengambil foto yang telah selesai dicetak. Hasilnya cukup bagus tapi sayangnya klise foto tersebut tidak boleh diambil. Kami keluar dari areal parkir sekitar pukul 12.30. Mobil pun bergerak menuju bandara internasional Adisutjipto. Orangtuaku turun disana, membawa beberapa buah tas. Kemudian aku dan saudara-saudaraku langsung pulang kembali ke Kudus. Perjalanan ke Jogja cukup melelahkan namun membawa kenangan yang indah.
im your favorite reader here!
BalasHapushaha.
BalasHapusits good to know about it? where did you get that information?
BalasHapuswow, very special, i like it.
BalasHapusi think you add more info about it.
BalasHapussure, why not!
BalasHapusim here because of few cents for you. just dropping by.
BalasHapusthats amazing story.
BalasHapusim your favorite reader here!
BalasHapusvery cool.
BalasHapusthats amazing story.
BalasHapusvery clever.
BalasHapusi think you add more info about it.
BalasHapusi think you add more info about it.
BalasHapuswell its nice to know that you have great hits here.
BalasHapuswhen will you go online?
BalasHapus