Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kisah

Negative Black Swan: Sebuah Kontemplasi

Gambar
D alam dua tahun terakhir, saya menyaksikan dua peristiwa yang tak lazim. Bukan sekadar anomali statistik, tapi sesuatu yang lebih mendalam—apa yang Nassim Taleb sebut sebagai Black Swan : kejadian langka, tak terduga, dan berdampak besar. Dua angsa hitam ini datang tanpa undangan, dan membawa kabar buruk. Dua-duanya menimpa orang-orang yang saya kenal—yang saya pikir akan terus bersinar. Yang pertama adalah seorang sahabat. Kami sama-sama penerima beasiswa Australia Awards. Dia muda, energik, jenaka—selalu membawa tawa ke dalam ruangan. Hidupnya tampak "beres": punya pekerjaan bagus, rumah (meski masih mencicil), status lajang yang diidamkan, dan magnet sosial yang tak perlu diiklankan. Dalam benak saya, masa depannya sudah tergambar terang. Tidak ada ruang untuk kemungkinan suram. Tapi kenyataan tak selalu patuh pada proyeksi (ini juga yang saya pelajari saat kuliah statistik). Sahabat saya didiagnosis kanker, tak lama setelah kembali dari studi (ini saya ketahui belakangan...

Almost Quit

Gambar
I try to recall memories of nine years ago. I must admit that I ever wanted to resign from the ministry right after had been working for only one year. Many factors came into consideration, one of them is the living cost in the capital city. Even though I got relatively good salary, i still found hardships to manage my cost of living. It didn't make sense to live unbalance with expenditure almost always exceeded income. I asked my parents advice whether i should continue my job at the capital city or raise a white flag and go back to my hometown.  They supported my decision as long as I could survive my life. I thought relocation is the best scenario hence I flew to Semarang to apply for a job at the Province Government. At that moment I was intrigued by the slogan of "Bali Ndeso Mbangun Deso" written on some banners on main roads in Semarang. Shortly, I did a test and passed it. I received an acceptance letter from that local govt. After that, I came ...

Ahok, Aksi Damai, Makar dan Perang Jamal

Beberapa minggu sebelum ramainya pemberitaan kasus penistaan agama oleh Ahok, saya pernah ditanya oleh seorang sopir taksi ketika berada dalam perjalanan menuju hotel di Singapura. Pria paruh baya itu menanyakan kabar pilkada DKI Jakarta, termasuk profil tiga kandidat yang akan bertarung. Saya cukup terkejut mengetahui si sopir taksi ini lumayan update mengikuti berita di Indonesia.  Sopir taksi bertanya banyak hal mengenai pilkada, termasuk mengenai Agus Yudhoyono yang melepas karirnya yang cemerlang di TNI pun tak luput menjadi salah satu pertanyaan beliau. Hingga taksi berhenti di lampu merah chinese town dekat hotel, ia melontarkan pertanyaan yang cukup menarik tentang Ahok.  “What about Ahok. Ahok is popular in Jakarta, right? Do you think he can win the election?” Saat itu, saya sambil menidurkan anak di kursi belakang mencoba menjawab pertanyaan itu, “ Yeah he is popular. I think he has the chance to win. But, he can get trouble because of his religion .”...

Film Insidious 2: Tidak Semuanya Fiktif

Gambar
Minggu lalu saya bersama istri menonton film Insidious 2 di Bioskop Setiabudi. Saya tertarik karena penasaran dengan cerita teman dan juga istri yang sudah pernah nonton, katanya film Insidous itu seram, lebih seram dari film Mama dan The Conjuring yang pernah saya tonton. Meskipun sutradara film The Conjuring dan Insidious sama dan dalam beberapa adegan memiliki kesamaan tapi kisah dalam filmnya berbeda ( Lihat Trailer ). Sumber foto:  http://firstshowing.net Film Insidious 2 merupakan lanjutan dari film sebelumnya Insidious 1, yang berkisah tentang seorang anak yang dapat melakukan astral projection (ruhnya dapat keluar dan berjalan-jalan saat tidur) telah kembali ke badannya setelah koma karena terpenjara di dunia ruh. Namun sang Ayah yang menyelamatkan si anak dari dunia ruh justru tertinggal dan ruhnya tidak bisa kembali ke badannya karena ada arwah jahat yang berhasil masuk ke tubuh ayahnya. Yang menarik di sini adalah cerita bahwa seseorang yang tidur ruhnya dapat ...

Kisah Penulis Pidato Presiden SBY: "Saya Prihatin" Bukan Tulisan Saya

Hari Selasa kemarin tanggal 11 November 2012, saya berkesempatan mengikuti workshop penulisan yang diselenggarakan instansi saya. Workshop tersebut menghadirkan narasumber dari Kompas, Bank Mandiri, dan Sekretariat Negara (Setneg). Semua narasumber memberikan penjelasan yang bagus namun narasumber terakhir dari Setneg memberikan kisah yang menarik bagi saya. Beliau adalah Dadan Wildan yang merupakan ketua tim pembuat pidato presiden RI saat ini. Jabatannya saat ini adalah staf ahli menteri dan sekaligus guru besar sastra salah satu PT di negeri ini. Dalam workshop tersebut, Pak Dadan menjelaskan "cara kerjanya" selama ini dalam membuat pidato presiden yang biasanya dapat kita ikuti di TV.  Beliau selalu merombak draft tulisan yang diserahkan unit teknis dan mengganti kalimatnya dengan kalimat yang mudah dimengerti masyarakat luas.  "Pidato Presiden haruslah dimengerti semua lapisan masyarakat mulai dari tukang becak hingga yang berpendidikan tinggi" begitu menuru...

Kisah Kos, dari Islam Radikal hingga Pluralisme

Gambar
Kamar kost merupakan tempat melepas lelah setelah beraktivitas sehari-hari. Saya mulai menyewa kamar kos semenjak kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri setelah lulus dari SMA. Kost pertama saya adalah ruangan seharga Rp 100.000/bulan, berukuran kecil, hanya muat diisi meja kecil, ranjang kayu kecil, dan lemari kecil, semua serba kecil. Dindingnya dari triplek dan terletak diluar rumah utama. Dilihat dari bentuknya mungkin ruangan tersebut dulunya dijadikan warung kecil-kecilan oleh pemilik rumah. Saya mendapatkan kost tersebut berawal dari pendaftaran ulang yang dilakukan setelah pengumuman lulus UMPTN. Ketika mengisi formulir daftar ulang, sekelompok anggota BEM Fakultas mendatangi calon mahasiswa baru dan menawarkan bantuan mencari kost. Setelah berdiskusi tentang tawaran tersebut, ternyata mereka mencari orang untuk menggenapi jumlah pengontrak rumah. Mereka akan mengontrak sebuah rumah tidak jauh dari kampus, berisi sejumlah kamar di dalamnya. Awalnya saya tidak tertarik menyewa...

Laptop Jadul Perawatannya Mahal

Gambar
Wah, saya baru nyadar kalo laptop seri lama itu ternyata butuh banyak biaya buat merawatnya ataupun memperbaikinya. Meski laptop saya ga jadul-jadul amat, tapi sudah dikategorikan basi alias ketinggalan jaman. Sebagai informasi, saya beli laptop itu hampir 4 tahun yang lalu dengan harga 7,5 juta. Spec-nya Prosesor AMD Sempron 1,6 Ghz, RAM 256MB DDR 1, dan Hard drive cuma 40 GB. Bentuknya besar karena layarnya 15 inchi, dan modelnya sekarang udah ga keluar lagi. Kemarin dulu saya meng-upgrade RAM-nya menjadi 1GB, butuh dana sampai 4ooribuan, padahal kalo tipe DDR 2 cuma butuh 200 ribu saja. Masalah laptop lelet sudah teratasi dengan bertambahnya kapasitas RAm. Tapi baru-baru ini muncul masalah baru, tepatnya setelah saya mau diwisuda kemarin. Saat saya tinggal tiduran sambil menyetel mp3 di Winamp, saya terkejut ketika saat bangun layar laptop sudah blank, muncul tulisan yang intinya menunjukkan kegagalan sistem menemukan suatu file, dan saya diperintahkan untuk menginstal ulang Window...

Kisah Bangkrutnya Warung Bu Is

Warung Bu Is adalah sebuah warung nasi yang berada di kampung Sarmili, Jurangmangu Timur, Tangerang. Warung ini dioperasikan oleh seorang wanita yang bernama Ismi, dan biasa dipanggil dengan Bu Is. Sebenarnya bu Ismi masih tergolong muda. Usianya mungkin belum tiga puluh tahun. Bu Ismi memiliki seorang suami dan satu putra. Mereka tinggal bersama di tempat usahanya itu. Warung tersebut disewa dari pemiliknya yang rumahnya tepat dibelakang warung. Bu Ismi dan keluarganya berusaha dan bertempat tinggal di situ. Keluarga tersebut memiliki satu kamar tidur yang letaknya di teras rumah pemilik warung yang disewa. Kanan dan kiri teras tersebut diberi sekat sehingga akhirnya bisa berbentuk kamar. Selain berfungsi sebagai kamar tidur, ruangan itu juga menjadi ruang keluarga untuk menonton TV, serta dapur. Penataan ruangan sering berubah-ubah namun terakhir kali saya lihat adalah seperti itu. Wilayah warung dengan apik ditata sehingga ruangan yang sebenarnya sempit itu mampu menampung pembel...

Gagal itu Sakit, Tau!

Banyak orang yang mencoba mengartikan kata gagal menjadi sebuah makna yang tidak lagi menakutkan. Ada yang bilang gagal itu hanya masalah cara pandang kita, ada yang bilang gagal itu pupuk keberhasilan, dan macam-macam lain penyebutannya. Namun satu hal yang pasti bahwa gagal itu sungguh sangat menyakitkan, tidak ada orang yang menganggap gagal itu sebagai kesenangan, kalaupun ada mungkin dia sudah termasuk kategori orang gila yang tertawa-tawa sendiri menyikapi kegagalannya. Gagal itu bentuknya bermacam-macam, bisa gagal mendapat pekerjaan, gagal kuliah, gagal mendapat nilai bagus, gagal dalam percintaan, sampai gagal ginjal. Semuanya adalah musibah yang seharusnya kita sikapi dengan sabar. Tapi susahnya minta tabok untuk bersabar di saat kita memang dalam kondisi yang seperti itu, sumpah saya tidak bohong! Saya sendiri hingga umur segini sudah sering gagal dan pasti akan mengalami kegagalan lagi di masa depan. Namanya juga manusia tidak ada yang sempurna sehingga tidak ada yang bisa...