Dia pun Tak Tahu...
Malam itu, pria muda yang telah beristri dan memiliki anak tersebut, membeli bakso di warung dekat rumah mertuanya. Raut wajahnya terlihat ceria. Hal tersebut membuat si penjual bakso bertanya padanya, "kenapa malam ini kau terlihat gembira ?". Dia tersenyum, "aku pun tidak tahu kenapa aku gembira, mungkin karena kita baru saja berlebaran". Tiba-tiba terdengar suara burung 'Prit Ganthil' yang terkenal dengan julukan burung kematian. Menurut kepercayaan jawa, suara burung 'Prit Ganthil' menandakan akan ada seseorang yang meninggal dunia. Pria itu mendengar suara tersebut, dia bertanya pada penjual bakso, "adakah orang yang sakit di kampung ini ?". "Tidak, tidak ada", Penjual menjawab.
Keesokan harinya, pria itu mengantar istrinya bekerja. Anak mereka yang masih berumur tiga tahun dibawa serta. Mereka menaiki motor menuju tempat kerja sang istri. Setelah mengantarkan, dia dan anaknya hendak menuju ke rumah orangtuanya. Namun, maut datang menjemputnya. Dia dan anaknya tertabrak motor dari arah berlawanan ketika akan membelok. Saat terjatuh, pria itu terlindas mobil yang melaju kencang. Dia pun tewas seketika. Anaknya yang masih kecil mengalami patah tulang dan hingga kini tak sadarkan diri di rumah sakit.
Kisah di atas merupakan sebuah kisah nyata. Sabtu, 4 Oktober 2008, sekitar pukul delapan pagi di jalan raya Kudus-Pati, Thoriq, nama pria itu, menemui Rabbnya, hanya dua hari setelah Idul Fitri. Dia masih termasuk saudara jauh denganku. Dikeluarganya, ia merupakan anak yang paling perhatian kepada orangtuanya. Renungan bagi kita yang masih hidup bahwa tiada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan tiba. Ajal tidak pernah dapat dihindari. Mas Thoriq, semoga engkau berbahagia di sana, seperti saat engkau berbahagia dimalam terakhir itu.
Keesokan harinya, pria itu mengantar istrinya bekerja. Anak mereka yang masih berumur tiga tahun dibawa serta. Mereka menaiki motor menuju tempat kerja sang istri. Setelah mengantarkan, dia dan anaknya hendak menuju ke rumah orangtuanya. Namun, maut datang menjemputnya. Dia dan anaknya tertabrak motor dari arah berlawanan ketika akan membelok. Saat terjatuh, pria itu terlindas mobil yang melaju kencang. Dia pun tewas seketika. Anaknya yang masih kecil mengalami patah tulang dan hingga kini tak sadarkan diri di rumah sakit.
Kisah di atas merupakan sebuah kisah nyata. Sabtu, 4 Oktober 2008, sekitar pukul delapan pagi di jalan raya Kudus-Pati, Thoriq, nama pria itu, menemui Rabbnya, hanya dua hari setelah Idul Fitri. Dia masih termasuk saudara jauh denganku. Dikeluarganya, ia merupakan anak yang paling perhatian kepada orangtuanya. Renungan bagi kita yang masih hidup bahwa tiada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan tiba. Ajal tidak pernah dapat dihindari. Mas Thoriq, semoga engkau berbahagia di sana, seperti saat engkau berbahagia dimalam terakhir itu.
kematian emang tak terduga
BalasHapusya benar...menakutkan ya, kita tdk tahu kapan kiamat menjemput kita
BalasHapus