Pemerintah Telah Bunuh Diri

Kenapa Indonesia dari tahun 1945 sampai sekarang tetap tidak sejahtera? Salah satu jawabannya adalah karena kebodohan dan juga ketidakwarasan/keedanan/kesintingan/kegilaan pemerintah kita! Bahkan dalam kasus penyelamatan perbankan (setelah krisis moneter terjadi) dapat dikatakan pemerintah kita telah bunuh diri! Kesimpulan ini aku dapat setelah membaca artikel
Kwik Kian Gie yang menyoroti masalah utang pemerintah yang sangat besar.
Setelah krismon banyak bank yang bangkrut, salah satunya BCA. Pemerintah yang bertanggung jawab pada masyarakat harus menanggung dana nasabah bank itu dan juga bank-bank yang lain.
Pemerintah menyuntik dana ke bank-bank itu dengan cara menerbitkan surat utang negara yang bernama Obligasi Rekapitulasi Perbankan. Dana yang tidak mungkin dikembalikan mereka. Oleh karenanya dana pemerintah ini di-convert menjadi ekuitas di bank-bank itu.
Nah, keedanan pemerintah muncul karena atas perintah IMF, pemerintah mau menjual 97% ekuitasnya di BCA pada investor Farallon dng harga lebih murah daripada ekuitas pemerintah di BCA (Ekuitas 60 Trilyun, cuma dibeli 10 Trilyun). Parahnya lagi, pemerintah harus membayar 60 Trilyun, pada Farallon karena dianggap 60 Trilyun itu milik BCA (obligasi rekap). Ilustrasi gampangnya, seorang ayah menikahkan anaknya yang telah dirawat sejak kecil hingga menghabiskan dana 60 juta, pada seorang pria. Pria itu memberi mahar sebesar 10 juta. Tetapi, sang ayah harus membiayai kehidupan sang anak dan menantunya sebesar 60 juta. Ayah itu dianggap berhutang 60 juta pada menantunya. Begitulah kira-kira gambaran singkat salah satu kasus fenomenal dijaman presiden Megawati. Pemilik BCA dapat menjual surat utang/obligasi pemerintah itu kepada siapa saja. Sebetulnya, secara nalar, pemerintah seharusnya menarik Obligasi Rekap setelah bank itu sehat, namun kenyataannya tidak demikian. Akhirnya 60 Trilyun tersebut menjadi utang pemerintah yang artinya rakyatlah yang harus menanggungnya. Betapa gila/sintingnya! Seperti cerita di Abunawas saja!
Itu hanya sebagian utang Pemerintah! Belum lagi BLBI yang malah dikorupsi bajingan Cina.
Jika dihitung, dana BLBI sebesar Rp 144 trilyun, Obligasi Rekapitalisasi Perbankan sebesar Rp 430 trilyun beserta kewajiban bunganya dengan jumlah Rp 600 trilyun, atau seluruh beban menjadi Rp 144 trilyun BLBI, Rp 430 trilyun Obligasi Rekap, dan minimal Rp 600 trilyun beban bunganya, atau keseluruhannya Rp. 1.174 trilyun. Jumlah ini ekuivalen dengan 117,4 milyar dollar AS (kurs 10.000). Tiga pegawai BPPN telah dipecat karena akan mempublikasikan analisis mereka tentang jumlah beban Obligasi Rekap Pemerintah.
Bangsa ini bangkrut karena ulah pemerintah sendiri. Kewajiban pada rakyat jadi terbengkalai karena APBN terbebani utang yang jumlahnya mungkin jauh lebih banyak dari harta si Qorun.
Tugas bagi kita semua menyelamatkan bangsa yang terjajah ini, berjuang untuk merdeka dari utang!
Merdeka atau mati!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Klaim Asuransi Mobil

Download Option File PES 2011-PSP (Recommended)!

Cara Setting Email Kemenkeu 2024 (Office 365)