BEM STAN, Bangga atau Kecewa?
BEM STAN, bangga atau kecewa? Tulisan ini tidak dibuat untuk mengecilkan arti BEM sebagai tulang punggung kegiatan
kemahasiswaan di luar kegiatan belajar mengajar tetapi hanya ingin memberikan pandangan dari sisi lain untuk menjawab pertanyaan banggakah Anda pada kinerja BEM STAN atau justru merasa kecewa? Tulisan ini juga tidak mengenai BEM STAN yang saat ini sedang "bekerja" tapi saya hanya memberikan sedikit review pada kinerja BEM terdahulu.
Kita tentu tahu bahwa organisasi induk di kampus ini memiliki peran yang sangat besar bagi kegiatan non kuliah. Telah banyak prestasi yang dihasilkan oleh organisasi ini semisal kelancaran penerimaan mahasiswa baru dan hidupnya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan kampus. Masih banyak juga event yang telah dihasilkan BEM untuk para mahasiswa. Dan yang perlu diketahui dan mungkin patut dibanggakan, BEM STAN merupakan BEM terkaya di wilayah JABOTABEK, serta tidak menutup kemungkinan adalah yang terkaya se-Indonesia! (Jika dibandingkan dengan PTN lain)
Darimanakah sumber kekayaan itu didapat? Tentunya sebagian besar bersumber dari penerimaan iuran kemahasiswaan dari para mahasiswa STAN yang baru diterima. Besarnya, Alhamdulillah, dari tahun ke tahun semakin kecil. Namun, besar atau kecil itu relatif. Bagi orang yang kurang mampu, jumlah Rp600.000,- sudah merupakan nilai yang besar. Hal inilah yang sering menjadi
perdebatan warga kampus. Banyak pihak menilai iuran/sumbangan
kemahasiswaan itu jumlahnya sangat besar. Sementara pihak yang pro mengatakan bahwa jumlah itu tidak mutlak, bagi yang tidak mampu dapat meminta keringanan pembayaran. Masalah ini hanya sebagian dari beberapa masalah yang muncul, yang katanya, banyak mengecewakan mahasiswa.
Menurut cerita narasumber yang saya dapat, ada banyak tindakan BEM yang telah mengecewakan dirinya. Sumber saya ini adalah
seorang mantan anggota BEM STAN yang akhirnya keluar dari organisasi karena tidak sejalan dengan tindakan-tindakan yang diambil pihak BEM. Dia mengemukakan kepada saya mengenai beberapa hal yang membuatnya kecewa bahkan hingga sakit hati diantaranya:
- Pemberian Nama "Iuran Kemahasiswaan"
Dalam menarik sumbangan dari para mahasiswa baru yang notabene belum banyak tahu tentang keadaan kampus, pihak BEM memberikan label sumbangan tersebut dengan nama "Iuran Kemahasiswaan". Seperti yang dapat kita lihat di www.mahasiswastan.com, iuran kemahasiswaan disebut sebagai iuran bagi mahasiswa baru yang akan melaksanakan daftar ulang.
Narasumber saya tidak setuju dengan penyebutan "Iuran Kemahasiswaan" untuk sumbangan yang ditarik BEM. Ia menganggap, nama yang diberikan itu akan memberi persepsi pada para mahasiswa baru bahwa yang membutuhkan sumbangan/iuran adalah pihak kampus STAN! Ada baiknya jika menyebut iuran itu sebagai iuran BEM. Selain itu keringanan pembayaran iuran itu untuk mahasiswa kurang mampu yang digembar-gemborkan pihak BEM kenyataannya cenderung dipersulit. Mungkin banyak orang yang kecewa setelah mendengar
bahwa masuk STAN yang katanya gratis, ternyata harus bayar uang masuk, padahal uang itu bukanlah kewajiban dan bukan ditarik oleh pihak STAN. Banyak desas desus yang beredar di masyarakat tentang STAN sudah tidak gratis lah, tidak ikatan dinas lah, mungkin desas-desus ini akibat dari kurang jelasnya informasi yang diberikan, salah satunya dari pihak BEM.
- Penyalahgunaan Wewenang Petinggi BEM
Penyalahgunaan wewenang di sini bukan berarti KKN tapi bisa berupa penggunaan kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Sumber saya menceritakan bahwa suatu ketika ia dimintai contact person sebuah acara talkshow yang cukup terkenal di televisi. Menurut "kode etik" yang berlaku, informasi seperti itu seharusnya tidak diberikan pada orang lain alias bersifat rahasia organisasi. Tapi, berhubung yang bertanya adalah pimpinannya sendiri maka ia pun akhirnya memberi tahu nomor contact line tersebut. Tak dinyana, ternyata nomor itu dipakai oleh pimpinannya untuk menghubungi humas program TV itu, dan bersama-sama teman sekelas pergi mengikuti acara. Padahal, kewenangan "melobby" pihak luar adalah milik
narasumber saya ini. Tindakan tersebut dapat mengganggu ketertiban karena seharusnya hanya seorang saja yang boleh bertindak sebagai kordinator acara. Parahnya lagi, info contact line itu tersebar lagi ke teman pimpinannya itu sehingga banyak pihak yang akhirnya mengadakan acara sendiri-sendiri, kesannya semrawut.
- Sikap Pimpinan yang Cukup Otoriter
Narasumber saya kebetulan adalah orang yang bertanggungjawab pada hubungan keluar organisasi. Salah satu tugasnya ialah menghubungi pihak luar untuk mengadakan berbagai acaranya di kampus. Pernah suatu saat, ia mengirim permintaan ke MTV Nge-Jam® agar mengadakan acara di kampus STAN. Ia sudah menerima fax balasan dari MTV yang memberitahukan kalau permintaannya disetujui. Tahap akhir tinggal survey lokasi untuk tempat berlangsungnya acara. Urusan selanjutnya bukanlah wewenang dia melainkan milik pimpinan BEM. Namun, alangkah terkejutnya karena acara tersebut tidak disetujui. Alasannya karena direktur STAN yang tidak menyetujui, tanpa alasan yang lebih jelas mengapa tidak setuju. MTV Nge-Jam bareng Band itu pun akhirnya batal digelar.
- Pengadaan Barang yang Kurang Profesional.
Pihak BEM memiliki niat mulia untuk membuat lapangan futsal bagi mahasiswa STAN. Namun sayangnya, niat BEM gagal diwujudkan akibatnya buruknya pengadaan barang yang mereka lakukan. Pihak kontraktor kabur setelah menerima dana dari BEM. Kontraktor hanya sempat membangun dasar lapangan saja. Alhasil, lapangan yang diimpikan tidak sesuai dengan desain awal. Seharusnya, kecolongan seperti ini tidak perlu terjadi bila BEM bertindak lebih profesional.
- Laporan Keuangan yang Kurang Transparan
Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban atas
penggunaan dana yang notabene milik para mahasiswa STAN.
Permasalahannya, laporan keuangan BEM masih dianggap bermasalah oleh banyak pihak. Menurut sumber saya, salah satu masalah yang diamatinya yakni adanya write-off/penghapusan sejumlah piutang BEM yang gagal bayar. Adanya penghapusan piutang memang dibolehkan dalam akuntansi, namun kejelasan dari penghapusan itu yang menjadi masalah. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan BEM yang merupakan penjelasan dari Laporan Keuangannya, tidak dijelaskan dengan jelas mengenai piutang yang gagal ditagih. Dalam rapat untuk menjelaskan Laporan Keuangan ini narasumber saya sempat menanyakan mengapa BEM tidak menjelaskan piutang-piutang yang dihapuskan itu sehingga ada kesan seenaknya saja membuang uang. Pimpinan BEM saat itu hanya menjawab, kira-kira berbunyi "saya terima dan saya tampung pertanyaannya".
Hingga saat ini, narasumber ini belum menerima jawabannya. Ia merasa kesal karena BEM seperti menganggap remeh dana yang merupakan amanah dari para mahasiswa.
Atas beberapa alasan itulah akhirnya ia mantap untuk mengundurkan diri dari BEM. Hingga kini, ia selalu apatis jika diadakan PEMIRA (pemilihan presiden danwakil presiden mahasiswa serta anggota BEM). Saya tidak menganjurkan teman-teman untuk mengikuti langkahnya, lakukan saja apa yang menurut kalian baik.
Pertanyaannya, apakah kalian bangga atau kecewa pada kinerjaBEM STAN? jawabannya kembali pada diri masing-masing.
Link terkait: "Ayam Bangkai Dijual Sekitar STAN"
”Tempe Goreng Plastik”
copyright@ve08.blogspot.com-"BEM STAN, Bangga/Kecewa?”
kemahasiswaan di luar kegiatan belajar mengajar tetapi hanya ingin memberikan pandangan dari sisi lain untuk menjawab pertanyaan banggakah Anda pada kinerja BEM STAN atau justru merasa kecewa? Tulisan ini juga tidak mengenai BEM STAN yang saat ini sedang "bekerja" tapi saya hanya memberikan sedikit review pada kinerja BEM terdahulu.
Kita tentu tahu bahwa organisasi induk di kampus ini memiliki peran yang sangat besar bagi kegiatan non kuliah. Telah banyak prestasi yang dihasilkan oleh organisasi ini semisal kelancaran penerimaan mahasiswa baru dan hidupnya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan kampus. Masih banyak juga event yang telah dihasilkan BEM untuk para mahasiswa. Dan yang perlu diketahui dan mungkin patut dibanggakan, BEM STAN merupakan BEM terkaya di wilayah JABOTABEK, serta tidak menutup kemungkinan adalah yang terkaya se-Indonesia! (Jika dibandingkan dengan PTN lain)
Darimanakah sumber kekayaan itu didapat? Tentunya sebagian besar bersumber dari penerimaan iuran kemahasiswaan dari para mahasiswa STAN yang baru diterima. Besarnya, Alhamdulillah, dari tahun ke tahun semakin kecil. Namun, besar atau kecil itu relatif. Bagi orang yang kurang mampu, jumlah Rp600.000,- sudah merupakan nilai yang besar. Hal inilah yang sering menjadi
perdebatan warga kampus. Banyak pihak menilai iuran/sumbangan
kemahasiswaan itu jumlahnya sangat besar. Sementara pihak yang pro mengatakan bahwa jumlah itu tidak mutlak, bagi yang tidak mampu dapat meminta keringanan pembayaran. Masalah ini hanya sebagian dari beberapa masalah yang muncul, yang katanya, banyak mengecewakan mahasiswa.
Menurut cerita narasumber yang saya dapat, ada banyak tindakan BEM yang telah mengecewakan dirinya. Sumber saya ini adalah
seorang mantan anggota BEM STAN yang akhirnya keluar dari organisasi karena tidak sejalan dengan tindakan-tindakan yang diambil pihak BEM. Dia mengemukakan kepada saya mengenai beberapa hal yang membuatnya kecewa bahkan hingga sakit hati diantaranya:
- Pemberian Nama "Iuran Kemahasiswaan"
Dalam menarik sumbangan dari para mahasiswa baru yang notabene belum banyak tahu tentang keadaan kampus, pihak BEM memberikan label sumbangan tersebut dengan nama "Iuran Kemahasiswaan". Seperti yang dapat kita lihat di www.mahasiswastan.com, iuran kemahasiswaan disebut sebagai iuran bagi mahasiswa baru yang akan melaksanakan daftar ulang.
Narasumber saya tidak setuju dengan penyebutan "Iuran Kemahasiswaan" untuk sumbangan yang ditarik BEM. Ia menganggap, nama yang diberikan itu akan memberi persepsi pada para mahasiswa baru bahwa yang membutuhkan sumbangan/iuran adalah pihak kampus STAN! Ada baiknya jika menyebut iuran itu sebagai iuran BEM. Selain itu keringanan pembayaran iuran itu untuk mahasiswa kurang mampu yang digembar-gemborkan pihak BEM kenyataannya cenderung dipersulit. Mungkin banyak orang yang kecewa setelah mendengar
bahwa masuk STAN yang katanya gratis, ternyata harus bayar uang masuk, padahal uang itu bukanlah kewajiban dan bukan ditarik oleh pihak STAN. Banyak desas desus yang beredar di masyarakat tentang STAN sudah tidak gratis lah, tidak ikatan dinas lah, mungkin desas-desus ini akibat dari kurang jelasnya informasi yang diberikan, salah satunya dari pihak BEM.
- Penyalahgunaan Wewenang Petinggi BEM
Penyalahgunaan wewenang di sini bukan berarti KKN tapi bisa berupa penggunaan kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Sumber saya menceritakan bahwa suatu ketika ia dimintai contact person sebuah acara talkshow yang cukup terkenal di televisi. Menurut "kode etik" yang berlaku, informasi seperti itu seharusnya tidak diberikan pada orang lain alias bersifat rahasia organisasi. Tapi, berhubung yang bertanya adalah pimpinannya sendiri maka ia pun akhirnya memberi tahu nomor contact line tersebut. Tak dinyana, ternyata nomor itu dipakai oleh pimpinannya untuk menghubungi humas program TV itu, dan bersama-sama teman sekelas pergi mengikuti acara. Padahal, kewenangan "melobby" pihak luar adalah milik
narasumber saya ini. Tindakan tersebut dapat mengganggu ketertiban karena seharusnya hanya seorang saja yang boleh bertindak sebagai kordinator acara. Parahnya lagi, info contact line itu tersebar lagi ke teman pimpinannya itu sehingga banyak pihak yang akhirnya mengadakan acara sendiri-sendiri, kesannya semrawut.
- Sikap Pimpinan yang Cukup Otoriter
Narasumber saya kebetulan adalah orang yang bertanggungjawab pada hubungan keluar organisasi. Salah satu tugasnya ialah menghubungi pihak luar untuk mengadakan berbagai acaranya di kampus. Pernah suatu saat, ia mengirim permintaan ke MTV Nge-Jam® agar mengadakan acara di kampus STAN. Ia sudah menerima fax balasan dari MTV yang memberitahukan kalau permintaannya disetujui. Tahap akhir tinggal survey lokasi untuk tempat berlangsungnya acara. Urusan selanjutnya bukanlah wewenang dia melainkan milik pimpinan BEM. Namun, alangkah terkejutnya karena acara tersebut tidak disetujui. Alasannya karena direktur STAN yang tidak menyetujui, tanpa alasan yang lebih jelas mengapa tidak setuju. MTV Nge-Jam bareng Band itu pun akhirnya batal digelar.
- Pengadaan Barang yang Kurang Profesional.
Pihak BEM memiliki niat mulia untuk membuat lapangan futsal bagi mahasiswa STAN. Namun sayangnya, niat BEM gagal diwujudkan akibatnya buruknya pengadaan barang yang mereka lakukan. Pihak kontraktor kabur setelah menerima dana dari BEM. Kontraktor hanya sempat membangun dasar lapangan saja. Alhasil, lapangan yang diimpikan tidak sesuai dengan desain awal. Seharusnya, kecolongan seperti ini tidak perlu terjadi bila BEM bertindak lebih profesional.
- Laporan Keuangan yang Kurang Transparan
Laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban atas
penggunaan dana yang notabene milik para mahasiswa STAN.
Permasalahannya, laporan keuangan BEM masih dianggap bermasalah oleh banyak pihak. Menurut sumber saya, salah satu masalah yang diamatinya yakni adanya write-off/penghapusan sejumlah piutang BEM yang gagal bayar. Adanya penghapusan piutang memang dibolehkan dalam akuntansi, namun kejelasan dari penghapusan itu yang menjadi masalah. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan BEM yang merupakan penjelasan dari Laporan Keuangannya, tidak dijelaskan dengan jelas mengenai piutang yang gagal ditagih. Dalam rapat untuk menjelaskan Laporan Keuangan ini narasumber saya sempat menanyakan mengapa BEM tidak menjelaskan piutang-piutang yang dihapuskan itu sehingga ada kesan seenaknya saja membuang uang. Pimpinan BEM saat itu hanya menjawab, kira-kira berbunyi "saya terima dan saya tampung pertanyaannya".
Hingga saat ini, narasumber ini belum menerima jawabannya. Ia merasa kesal karena BEM seperti menganggap remeh dana yang merupakan amanah dari para mahasiswa.
Atas beberapa alasan itulah akhirnya ia mantap untuk mengundurkan diri dari BEM. Hingga kini, ia selalu apatis jika diadakan PEMIRA (pemilihan presiden danwakil presiden mahasiswa serta anggota BEM). Saya tidak menganjurkan teman-teman untuk mengikuti langkahnya, lakukan saja apa yang menurut kalian baik.
Pertanyaannya, apakah kalian bangga atau kecewa pada kinerjaBEM STAN? jawabannya kembali pada diri masing-masing.
Link terkait: "Ayam Bangkai Dijual Sekitar STAN"
”Tempe Goreng Plastik”
copyright@ve08.blogspot.com-"BEM STAN, Bangga/Kecewa?”
Ayo Reformasi BEM STAN
BalasHapuswww.pbb-ano.blogspot.com
Ya, kita dukung perbaikan yg ingin dilakukan BEM periode saat ini.
BalasHapusBEM STAN memang sejak dulu jadi semacam pabrik pencetak kader bagi parpol tertentu.. huh.. dasar!
BalasHapusYa, ada benarnya. Partai Pojok Kanan Atas y...
BalasHapusjika hal itu memang terjadi, alangkah baiknya kita bersama- sama mendukung perbaikan kinerja BEM, bukan hanya mengkritik tapi tidak ada tindakan pasti.
BalasHapusJika belum ditanggapi mungkin memang membutuhkan proses, jadi jangan menyerah begitu saja. Apalagi menjadi apatis disetiap pemira, karena sama saja, jatuhnya ya akan sama saja dengan pihak yang dikritik, sama2 gak konsekuen dengan yang telah diucapkan.
Harus ada perubahan, dan semua pihak harus terlibat, bukan hanya seorang atau 2 orang saja
sangat kecewa..menjijikan sekali,apalah arti ''menjunjung tinggi integritas'' kalau malah BEM nya markus seperti ini....
BalasHapusya begitulah calon PNS kita.. awalnya aja udah kyk gini
BalasHapus