Dampak Social/Physical Distancing terhadap Penyebaran Covid-19
Pagi ini saya membaca tweet terkini dari profesor statistik saya, Rob J Hyndman. Beliau memposting hasil analisisnya mengenai tren penurunan penyebaran covid-19 harian di beberapa negara di dunia (twitter.com/robjhyndman).
Yang menarik, beliau membagikan metode (termasuk coding yang digunakan) dalam penyusunan analisis data penyebaran covid-19 di website pribadinya (robjhyndman.com) sehingga bisa saya reproduce dengan cukup mudah untuk memasukkan negara saya tercinta Indonesia dan beberapa peers di Asia Tenggara dalam analisis tersebut.
Sebelum menunjukkan grafiknya, saya akan menjelaskan metodologi analisis yang dilakukan oleh sang profesor tersebut. Analisis dilakukan dengan bantuan program R menggunakan data covid-19 dari library "tidycovid19" buatan Joachim Gassen (dapat diunduh via github: "joachim-gassen/tidycovid19" ).
Raw data yang digunakan library tidycovid19 tersebut diperoleh dari John Hopkins university CSSE. Untuk mengukur persentase peningkatan penyebaran covid-19, digunakan rumus 100(e^r-1), dimana r adalah log ratio.
Hasil replikasi model analisis tersebut cukup membuat saya optimis, bahwa penyebaran kasus covid-19 di Indonesia telah mengalami penurunan yang cukup menggembirakan, meskipun tidak sebesar negara lain semisal Australia, Singapura dan Vietnam yang menerapkan kebijakan pembatasan yang lebih ketat.
Penyebaran covid-19 di berbagai negara dalam beberapa hari setelah kasus covid-19 yang ke-100 |
Tren penyebaran covid-19 di berbagai negara selama bulan Maret 2020 |
Grafik peningkatan kasus covid-19 secara harian di beberapa negara |
Berdasarkan pengamatan atas grafik terakhir, secara umum, dapat disimpulkan bahwa penyebaran covid-19 di negara-negara tersebut, termasuk Indonesia, mengalami tren penurunan yang cukup signifikan.
Berdasarkan plot tersebut, tingkat kecepatan penyebaran covid-19 di Indonesia pada awal April ini sudah berada di bawah 10% setelah sempat mengalami puncaknya pada sekitar pertengahan Maret.
Hal ini dapat berarti bahwa kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menggalakkan social/pyhsical distancing (termasuk Working from Home/WFH dan meliburkan sekolah) memiliki dampak yang baik untuk memperlambat penyebaran virus ini. Kebijakan lain yang patut diapresiasi adalah langkah cepat Pemerintah dalam hal ini Kemenlu dalam menutup akses pendatang dari sumber penyebaran covid-19 yaitu China sejak tanggal 28 Februari dan ditetapkan kembali dalam keputusan tanggal 6 Maret 2020 (link berita).
Kita tentu berharap tren penurunan ini terus berlanjut hingga mendekati atau mencapai 0% seperti yang saat ini dicapai oleh China dan Vietnam, dan jangan sampai justru kembali menunjukkan tanda-tanda peningkatan seperti grafik negara Malaysia (yang notabene sudah menerapkan full lockdown).
Kesadaran dari masyarakat perlu ditingkatkan untuk men-support kebijakan social distancing ini agar lebih efektif. Bila perlu denda/penjara dapat diterapkan untuk memaksa warga negara patuh terhadap kebijakan ini.
Di bagian penutupnya, profesor Rob J Hyndman menulis kesimpulan:
Grafik ini dapat menjadi petunjuk seberapa baik respon kebijakan sebuah negara dalam menurunkan kecepatan penyebaran kurva covid-19 tersebut, serta memudahkan audiens untuk membandingkan kinerja antar negara dalam menghadapi covid-19.
Komentar
Posting Komentar
Komen ya! makasih kakak