Budaya Aneh Keluarga Jawa


Saya, kebetulan, ditakdirkan untuk lahir di keluarga jawa. Kedua orangtua saya adalah orang jawa tulen. Saya menjadi penambah jumlah suku jawa di negara ini, yang mayoritas penduduknya merupakan entis jawa. Meskipun beridentitas sebagai suku jawa, keluarga saya tidak terlalu mengajarkan banyak budaya jawa, mungkin karena lokasi kami yang jauh dari pusat kebudayaan jawa di Yogya dan Solo. Kami mungkin bisa disebut jawa modern, yang semakin hari semakin meninggalkan identitas jawa kami. Paling-paling yang bisa menunjukkan secara fisik bahwa kami orang jawa hanya penggunaan bahasa dan pakaian batik. Bahasa jawa yang dipakai pun sering bercampur dengan bahasa indonesia. Filosofi dan ajaran kejawaan pun tidak sekental orang-orang Jogja maupun Solo. Namun, ada satu ajaran budaya yang diajarkan dalam keluarga saya, yang sejak kecil terasa aneh dan lucu. Keluarga besar saya selalu memerintahkan untuk menghormati keluarga orang tua yang lebih tua. Kakak ibu/bapak yang biasa disebut 'Pak Dhe' merupakan tokoh senior yang wajib dihormati, bahkan hingga ke anaknya. Hal itu tercermin dari penggunaan sapaan 'Mas/Mbak' kepada anak dari pak dhe/bu dhe. Tidak peduli berapapun usia Anda, jika memanggil sepupu yang masih balita sekalipun maka Anda harus menggunakan kata Mas/Mbak. Saya yang sudah mahasiswa diperintahkan menyebut 'Mas' kepada sepupu yang masih SMP. Kedengarannya terlihat aneh dan lucu, gara-gara hubungan persaudaraan orangtua maka status 'senior/junior' menurun pada anak-anaknya. Parahnya, ibu saya merupakan anak paling bontot dikeluarganya sehingga saya yang sudah lumayan tua ini harus menghormati adik sepupu saya. Dan saya tidak bisa berharap dipanggil Mas oleh adik-adik sepupu saya karena bapak/ibunya lebih tua daripada ibu saya. Beruntung saya memiliki bapak yang termasuk paling tua dikeluarganya, saya bisa mendapatkan panggilan mas dari sepupu-sepupu keluarga bapak.
Ada kalanya saya merasa kurang dihormati dalam keluarga ibu sebab mereka menganggap saya adalah anak kecil karena dilahirkan dari ibu yang paling bontot. Untuk menangani urusan saya, mereka mempercayakan pada sepupu saya yang sedikit lebih muda, dia dianggap lebih dewasa dari saya karena saya 'adik sepupunya' bukan kakak.
Entah semua keluarga jawa seperti itu atau budaya itu hanya ada di kota saya. Sebuah budaya yang saya anggap aneh. Namun saya harus menerimanya, yah, karena saya orang jawa.
(copyright@ve08.blogspot.com "Budaya Aneh Keluarga Jawa")

Komentar

  1. Siapa bilang aneh? yang seperti itu hal yang umum karena memang garis darah anda "darah muda" sehingga harus panggil anak kecil dengan sebutan mas/mbak pada mereka yang "berdarah tua". Geto lo mas? (wes tak undang mas to?)

    BalasHapus
  2. Maksud saya, aneh karena berlawanan dengan kebiasaan pada umumnya, dimana yang lebih muda harus memanggil yang tua dengan sebutan Mas...

    BalasHapus
  3. wah..kel.sampeyan masih jowo klasik sih...kekekkkekk
    meskipun gua juga kel jawa tapi gak segitunya kok....terhadap yg lebih tua meskipun dari gol darah muda kita tetep proporsional ya panggil mas/mbak gitulah...lagian gak semua gol darah tua iklas kok di panggil pakde ato mbah. ada sepupu yg sebaya kebetulan seharusnya kita panggil mbah..tapi nolak.....biar awet muda gitu mas...udah panggil mas...lho..xixixiix

    BalasHapus
  4. iya benar, mungkin karena di daerah saya masih kental suasana jawa-nya, meskipun bukan Jogja/Solo :D
    Btw, saya juga sudah punya cucu loh, walau umurku masih 21. Ponakan saya usianya lebih tua dr saya sendiri...

    BalasHapus
  5. sama,,,aku kira cuma di keluarga ku, ibuku tengah-tengah jadi di sepupuku yang masih smp karena dia anaknya bude aku ya manggilnya mbak ....

    BalasHapus
  6. Didi Abdillah07 Juli, 2017 13:02

    Ane juga gitu, ane jawa Indramayu & Cirebon, dulu sih merasa aneh tapi sekarang wajarlah :v

    BalasHapus

Posting Komentar

Komen ya! makasih kakak

Postingan populer dari blog ini

Cara Klaim Asuransi Mobil

Download Option File PES 2011-PSP (Recommended)!

Cara Setting Email Kemenkeu 2024 (Office 365)