Menghidupkan Kembali Laptop Surface (Don't Try This at Home by Yourself!)
Sudah dua tahun-an laptop surface gue mati. Masalahnya sebenarnya cukup sepele untuk sebuah laptop normal: "batere yang sudah tewas dan ga kedetek" di laptop, dan "sedikit" diperparah dengan charger yang juga ga berfungsi lagi. Namun, Surface bukanlah sebuah laptop yang normal.
Iya. laptop buatan Microsoft ini agaknya didesain sedemikian unik tapi sekaligus rumit untuk perbaikannya. Laptop gue ini generasi kedua yang dibuat oleh perusahaan oom Bill Gates. Desainnya unik dengan karpet alcantara yang empuk. Sekilas mirip macbook air yang bagian keyboard nya diganti material lembut alih-alih metal (pas gue tempelin stiker apple udah ga bisa dibedain lagi).
Di Australia (tempat membeli laptop surface) bahan alcantara sangat bermanfaat ketika mengerjakan tugas kuliah. Pasalnya, suhu di negara itu cukup dingin, bahan metal akan membuat telapak tangan kita membeku sementara alcantara tidak. Di Indonesia, sayangnya hal tersebut tidak memberikan advantage apapun, bahkan sepertinya lebih keren bodi aluminium/plastik.
Kembali ke masalah kerusakan laptop, dugaan awal gue disebabkan karena tegangan listrik yang naik turun di rumah. Laptop sering gue charging semaleman, dan saat itulah beberapa kali aliran listrik sering padam-nyala dengan daya yang tidak stabil (terlihat dari intensitas cahaya lampu yang redup ketika listrik menyala). Rumah gue tidak memiliki stabilizer jadi volatilitas ini langsung berdampak ke peralatan elektronik dari AC sampai TV, tak terkecuali Surface kesayangan gue ini.
Pada bulan Juli gue akhirnya putuskan mengganti batere laptop Microsoft ini. Berbekal duit minjem bokap, gue dengan suka cita berangkat ke Harco Mangga Dua. Di sana gue udah punya toko yang akan dituju sebab sebelumnya udah survei soal batere di aplikasi Tokopedia. Ga sulit untuk menemukan alamat toko itu dan mendapatkan batere. Tapi, saat itu transaksi jual-beli ga langsung gue lakukan, pertanyaan gue saat itu cuma "ada yang bisa pasangin batere-nya ga, kalo ga ada ya gue ga jadi beli".
Singkatnya, kami mutar-muter di plaza Harco Mangga Dua buat menemukan lapak servis yang sanggup melakukan mission ini. Semua toko di bangunan utama Harco ini kompak menolak, karena takut pas bongkar pasang justru nyenggol parts lain semisal display yang notabene harganya ga bisa dibilang murah.
Sampai gue (dan asisten toko yang jual batere dan nemenin muter-muter) hampir putus asa. Kami balik ke toko batere, lalu gue nanya lagi "beneran ga ada yang bisa? kemarin bos toko ini bisa ada yang bisa masangin". Sebelumnya emang gue sempet berbalas pesan dengan bos toko tersebut via aplikasi Tokopedia.
Saat transaksi hampir gue cancel, asisten toko yang lain ngajak gue ke satu lapak lagi yang belum kami cek. Toko ini terletak di luar bangunan utama Harco, nyempil hampir ga keliatan dari dunia luar (ala-ala tempat persembunyian hacker). Si asisten bilang, "ini toko yang terakhir, muga-muga mereka bisa".
Gue melangkah agak gontai ketika memasuki pintu toko dan menyusuri lorong sempit di toko itu sambil mikir "lapak-lapak servis yang di bangunan utama aja ga sanggup, apalagi yang lebih kecil gini?".
Si asisten menjelaskan maksud kedatangan kami, salah satu teknisi di sana (yang gue duga adalah head technician di toko itu) tidak mentah-mentah menolak seperti para teknisi di lapak-lapak sebelumnya. Dia cuma nanya "ada risiko display kena, gimana?"
Karena dia cukup welcome dengan tantangan ini, gue jawab aja bahwa iya ga papa, ga masalah display kena asal "this fucking laptop great works again". Trus, gue nanya "eh tapi, kenapa kok masang batere bisa kena-nya ke display?"
Si teknisi bilang, karena batere ada di bawah layar, jadi layar kudu dibongkar dulu sebelum mencapai dudukan batere. Gue langsung sanggah, "enggak lu keliru, ini Laptop Surface dudukan baterenya ada di.... bawah keyboard!"
Si teknisi mengernyitkan dahi, "bukan di display?"
Gue gelengkan kepala, "nope, gue udah nonton youtube, ada yang bongkar batere Surface Laptop dan itu letaknya tepat di bawah sini" sambil nunjuk ke tuts keyboard.
"Kayaknya yang lo maksud itu Surface Tablet deh, dia emang di bawah display (yang nge-desain edan)".
"Oke, gue coba dulu!", si teknisi merasa lega mendengar risiko merusak display sudah teranulir. Dia lalu menuju ke area workshop untuk bekerja.
Cukup lama gue nungguin update soal bisa atau enggak-nya. Gue coba longokkan kepala ke arah workshop. Lahdalah, pantesan kok lama ternyata si teknisi sedang nonton tutorial di youtube. Gue ga nyalahin si teknisi karena emang kembali ke paragraf awal tulisan ini, laptop Surface itu desainnya nyeleneh, abnormal, tapi bukannya bikin nyaman malah nyusahin orang.
(Cerita lanjut part 2...)
Komentar
Posting Komentar
Komen ya! makasih kakak