Belajar Membuat Aplikasi Android Tanpa Pemrograman (Bag. 1)
Didasari dari rasa penasaran mengenai bagaimana cara membuat aplikasi android, saya pun mencoba mencari tahu dengan mengikuti kursus online gratis yang disponsori oleh Google di situs Udacity.
Saya mengikuti kursus dasar membuat aplikasi android selama sekitar 2 minggu. Kursusnya sangat fun dan gampang dipahami bagi orang awam seperti saya. Seringkali pengajaran diselipin dengan jokes dari para pengajarnya yang membuat saya tetap bersemangat untuk mengikuti pelatihan mereka.
Hal yang membuat saya terkejut dari penjelasan dalam kursus tersebut adalah tidak dibutuhkan keahlian pemrograman untuk membuat aplikasi android. Meskipun begitu, kita harus cukup familiar dengan bahasa pemrograman yang digunakan, minimal paham istilah-istilah dari bahasa tersebut. Buat yang ga pengen repot sebenarnya bisa-bisa saja membuat aplikasi android menggunakan fasilitas app inventor-nya MIT, namun berdasarkan pengalaman pribadi, aplikasi yang dihasilkan tidak sama powerful-nya dengan jika kita menggunakan aplikasi "resmi" Android Studio.
Nah, untuk membangun sebuah aplikasi android dengan menggunakan aplikasi "native" Android Studio dari Google, diperlukan dua macam bahasa pemrograman. Yang pertama adalah XML, bahasa ini mirip dengan HTML dan diperlukan untuk membuat desain layout/tampilan yang diinginkan pada sebuah aplikasi. Fungsi XML ini mencakup tampilan gambar, suara, video, text dsb yang akan dilihat oleh pengguna aplikasi. Simpelnya XML ini adalah bahasa yang dipakai untuk membuat user interface.
Yang kedua adalah bahasa Java. Java yang dipakai di sini adalah pure Java, atau ada yang menyebutnya juga dengan Java Android. Saya tidak begitu paham dengan perbedaannya dan tidak menguasai pemrograman ini, namun saya berusaha untuk familiar dengan istilah-istilah dalam bahasa ini, misalnya class, initialize, declare, bolean, if, string, integer dan kawan-kawannya yang cukup banyak. Bagi yang ingin mempelajari bahasa ini dengan lebih serius, beberapa situs kursus online memfasilitasinya dengan tawaran kursus gratis. Lagi-lagi ini soal niat karena biaya sudah tidak menjadi masalah. Saya sendiri belum memiliki niat itu sampai dengan detik ini.
Cukup dengan kedua bahasa tersebut kita sudah bisa membuat sebuah aplikasi android. Jika kita membuat aplikasi menggunakan software Android Studio, pertama kali kita perlu memilih Activity yang merupakan suatu tampilan halaman dari aplikasi. Android studio menyediakan beberapa template activity, diantaranya blank activity, navigation drawer, scrolling, dll.
Yang paling simpel adalah blank activity karena ini benar-benar sebuah halaman kosong tanpa tombol, tab ataupun pernak-pernik lainnya.
Pada activity inilah kita melukis dengan bahasa XML yang menentukan wajah dari tampilan halaman kita. Dengan bantuan Android Studio, menulis bahasa XML cukup mudah. Software ini sudah menyediakan UI untuk membuat XML, yang terdiri dari Design dan Text.
Jika kita pilih UI Design, maka kita tinggal drag n drop saja beberapa pernak-pernik yang diinginkan, misalnya menambahkan kolom text dan gambar ke dalam activity. Untuk menyempurnakan pernak-pernik yang kita masukkan, kita bisa dengan mudah berpindah ke mode Text. Pada mode ini, kita bisa mengetikkan beberapa parameter dari pernak-pernik yang sudah ditambahkan itu, misalnya margin buat gambar, ukuran huruf untuk text dll.
Setelah tampilan UI kita dirasa memadai kita bisa membuka file class yang berisikan bahasa pemrograman Java. Jangan panik, biasanya Android Studio sudah berbaik hati membuatkan file class ini pada saat kita memilih Activity tadi. Jadi sebenarnya ketika memilih sebuah activity, katakanlah blank activity, Android Studio akan otomatis membuatkan dua jenis file, yang pertama adalah activity (XML) dan Class (Java). XML ini ibaratnya jasad, sedangkan Java merupakan roh yang membuat jasad ini bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Roh ini yang menggerakkan jasad.
Tanpa perlu mengedit class pun aplikasi android kita akan bisa berjalan dengan lancar, biasanya cuma menampilkan gambar dan text saja tanpa bisa di-klik. Kalo kita ingin membuat halaman yang interaktif, kita perlu mengedit class ini.
Sebenarnya mengedit class ini cukup mudah, yang terpenting adalah kita tentukan dahulu apa yang kita ingin lakukan pada berbagai elemen di activity (XML). Misalnya, kita ingin text atau gambar bisa muncul jika kita mengklik button. Skenario seperti itu membutuhkan editan pada Java class kita yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Komen ya! makasih kakak