Kisah Diklat Prajab Gol. II Periode III Depkeu
Menuju TKP (Tempat Kegiatan Prajab)
Sore itu, sehabis azan Ashar terdengar di telinga, saya segera mandi, berkemas, lalu menjemput 2 rekan yang ingin menuju Bintaro. Kami bertiga hendak mengikuti kegiatan diklat (pendidikan dan pelatihan) yang diadakan di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Saya dan seorang teman yang bernama Rino Everson Sitorus, orang Batak asli, ditugaskan menjalani diklat prajabatan untuk CPNS Gol. II, sementara kawan saya satunya lagi, berinisial AY, berjenis kelamin wanita, hendak mengikuti diklat dengan tema yang lain namun masih satu komplek tempat penyelenggaraannya. Kami menaiki taksi sambil berdoa agar sopinya tidak tega untuk menyasarkan kami. Akhirnya, sesuai dengan nama taksinya, kami sampai di Bintaro Sektor V dalam waktu “ekspres”, lebih kurang 1 jam saja. Kami memasuki komplek BPPK yang cukup luas. Saat itu magrib sudah menutupi birunya langit, di tambah dengan gerimis mengundang yang menyambut tamu undangan Pusdiklat tersebut. Kami berpisah, AY menuju asrama Pusdiklat KNPK di sisi kanan, sementara saya dan Rino menuju asrama di sisi kiri, milik Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)-BPPK Kemkeu, host alias penyelenggara Diklat MOST WANTED /paling dicari oleh para CPNS Kementerian Keuangan, (pasti butuh biar bisa diangkat menjadi PNS-red).
Asrama PHRD rupanya menjadi tempat tinggal kami selama mengikuti diklat dimaksud dibuktikan dengan terteranya nama kami di kertas pengumuman yang ditempel di pintu masuk asrama. Koper bawaan yang besar saya angkut menuju lantai 2 asrama, masuk ke kamar nomor 229. Kondisinya cukup bagus, AC baru dan dingin, kamar mandi cukup bersih dengan shower yang sayangnya hanya bisa menyemprotkan air dingin saja. Saya ditakdirkan sekamar dengan seorang “pemuda” bernama Wira (tanpa nama belakang “Sableng”). Beliau berasal dari instansi Kemkeu yang berjudul Ditjen Kepabeanan dan Cukai. Teman saya ini sangat ramah dan lumayan pendiam. Kami harus sekamar selama 10 hari mengikuti diklat, suatu hal yang aneh karena sebelumnya saya belum pernah mengenalnya meskipun kami satu almamater STAN. Saya harus sekamar dengan “stranger”, tapi lama-kelamaan jadi terbiasa dan makin akrab. Wira rajin mengepel lantai kamar yang banjir karena air AC, sedangkan saya? Saya cukup rajin tiduran di kasur yang empuk sambil browsing via HP dengan samar-samar mendengarkan keluhan si Wira yang masih bingung darimana sumber bocornya air yang menggenang itu.
Fenomena Bea dan Cukai
Hampir dapat dikatakan bahwa diklat prajabatan Gel. III adalah milik anak-anak dari Ditjen Kepabeanan dan Cukai alias BC, sebab mereka tampil mendominasi dalam diklat dengan menjadi ketua kelas, pimpinan upacara, dan jumlah mereka adalah yang terbanyak dalam diklat. Pada suatu kesempatan, para “BC boys” akan menceritakan kisah-kisah seru mereka di kantornya ataupun di kapal patrolinya. Para Anak Buah Kapal akan mengisahkan perjalanan mereka berpatroli di lautan Indonesia, kehidupan mereka yang lebih banyak dihabiskan di laut, bekal roti tawar untuk berhari-hari patroli, dan tentang para pengusaha yang mencoba menyuap mereka. Sangat menarik mendengarkan pengalaman mereka, semoga rekan-rekan di Bea Cukai tetap mempertahankan idealismenya dalam menjaga penerimaan negara.
No Time to Study
Waktu 8 hari yang diberikan pihak penyelenggara untuk mengikuti diklat (excluded 2 hari ujian) sangatlah tidak cukup bagi kami untuk mendalami materi. Mungkin memang penyelenggara tidak berniat agar peserta diklat memahami mata pelajaran secara mendalam, cukup sebatas memahami secara umum saja. Boleh dibilang tidak ada waktu untuk belajar karena jadwal sehari sangat padat, yaitu dimulai dari jam 5 pagi hingga 10 malam. Di atas jam 10 malam sebaiknya dipergunakan untuk istirahat sebab esoknya harus menjalani kegiatan yang banyak. So, no time to study...
Jadilah Ceriwis!
Ini merupakan aturan yang sudah dipatenkan oleh penyelenggara, yakni bila ingin nilai keaktifan di kelas tinggi sering-seringlah bertanya kepada pengajar. Nama Anda akan dicatat, sehingga mendapatkan nilai. Kerugiannya: Pengajar jadi tidak dapat menyelesaikan materi yang akan diajarkan karena waktu banyak digunakan untuk menjawab pertanyaan yang kadang “sebenarnya” tidak penting untuk ditanyakan.
60 : 40
Nilai total yang diperoleh peserta prajab adalah akumulasi dari 60 % nilai keaktifan (bisa dibilang nilai ke-eksis-an) dan 40 % nilai ujian. Salah satu kriteria dari nilai keaktifan “katanya” adalah sering bertanya atau memberi komentar (curhat juga bisa) di kelas. Faktor lainnya misalnya menjadi petugas upacara.
Prajab = Program Penggemukan?
Meskipun kegiatan utama dalam Prajab adalah belajar, tapi acara makan tidak bisa dikesampingkan perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadwal makan selama diklat adalah 3x sehari, ditambah coffee break sebanyak 3x juga membuat para peserta tidak merasa kelaparan. Namun, tidak perlu khawatir timbunan lemak bertambah banyak karena setiap pagi akan dibakar dengan senam.
Cerita tentang Baju Training Terlarang
Dalam diklat prajab ini, seluruh peserta diharuskan mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan. Salah satu kegiatan tersebut adalah SKJ, namun SKJ yang saya bayangkan ternyata berbeda dengan kenyataan di lapangan. Awalnya saya membayangkan seorang instruktur SKJ yang merupakan seorang tentara, bersenam sambil diiringi lagu Poco-poco atau mungkin lagu lain yang biasa di pakai SKJ. Faktanya, tidak ada musik, hanya ada instruksi dari pak tentara mengenai gerakan senam apa yang harus dilakukan, dengan dimulai dari pemberian contoh gerakan. Salah gerakan sedikit akan fatal akibatnya, yakni diganjar dengan hukuman Push Up sebanyak 5x. Sedikit jumlahnya, tapi bagi saya yang jarang olahraga, jumlah 5x itu sangat berat (apalagi kalo salah terus-terusan). Saya selalu berusaha mengambil posisi di tengah kelompok, posisi ternyaman karena biasanya yang diawasi lebih ketat adalah bagian depan dan belakang. Di saat seperti itu sangat tidak dianjurkan untuk tampil mencolok, karena akan mudah diawasi oleh bapak-bapak tentara yang jumlahnya 2 orang. Jadi saya pikir, posisi ditengah akan aman dari intaian beliau-beliau bila saya salah melakukan gerakan senam SKJ. Ini merupakan salah satu ciri yang harus dimiliki oleh mahluk hidup yaitu harus pandai beradaptasi dengan lingkungan, lebih jelasnya harus melakukan “kamuflase” agar selamat.
Dalam prajab kemarin, sebenarnya saya membawa 4 buah baju olahraga untuk mengikuti SKJ dan kegiatan di luar kelas lainnya, namun setelah melihat kondisi di lapangan yang membuat deg-degan, 1 baju bawaan tidak pernah saya pakai (kecuali di hari terakhir diklat). Baju tersebut berwarna hijau ngejreng, sangat mencolok warnanya. Kebanyakan peserta SKJ memakai baju warna putih atau hitam. Oleh karena itu, saya selalu menggunakan warna-warna tersebut saat kegiatan SKJ dan kegiatan ekstra lainnya. Baju “terlarang” saya simpan rapi di lemari kamar, hingga di akhir prajab saya memberanikan untuk mengenakannya setelah merasa cukup mengenal medan. Dan ternyata aman...
Cucian Melebihi Jatah, Bayar Sendiri!
Pihak panitia prajab sudah berbaik hati membiayai laundry pakaian kotor peserta diklat. Untuk tiap harinya dijatah 6 potong pakaian yang meliputi Kemeja, Celana panjang, kaos dalam, CD, kaos kaki, dan kaos training (CMIIW). Harus pas, atau kalau ingin komposisi atau “formasi” lain harus jenis yang setara, ibaratnya striker ya diganti dengan striker, bek dengan bek. Jika nekad mengganti dengan yang tidak sejenis, misal CD diganti dengan celana training bisa terkena tagihan dari pihak laundry. Begitupun dengan jumlahnya, jangan sampai kelebihan. Kelebihan satu potong kemeja akan dikenai Rp. 6ribu (info dari pengalaman pribadi).
Seputar Ujian Prajab
Ujian prajab diadakan dua hari, dengan jumlah soal pada hari pertama yaitu 150, dan hari kedua 100 soal. Umumnya soal mirip dengan soal gelombang sebelumnya, dengan beberapa penambahan/perubahan di sana-sini. Pertanyaan yang diajukan semua ada dalam modul yang dibagikan ketika mulai diklat.
Demikianlah kisah mengenai prajabatan periiode II gel. III ini saya buat, apabila ada kesalahan kata saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya berharap agar semua peserta (khususnya saya sendiri) dapat lulus dan segera dapat diangkat menjadi PNS di Kementerian Keuangan. Amien ya Alloh ya Robbal Alamin...
Special scene "KEONG RACUN"
AY..???
BalasHapusinisial namanya sama...hihi...
maksudnya mau nulis AYU, tp ntar dikira bawa2 namanya
BalasHapusmsih nunggu prajab
BalasHapusBC boys abk pso pantoloan
msih nunggu prajab
BalasHapusBC boys abk pso pantoloan
Ujian akhirnya bukan mempresentasikan hasil dr aktualisasi di kantor selama 2 minggu???
BalasHapusYup, untuk diklat prajab mulai tahun kmrin pake hasil aktualisasi kantor. Sebelumnya ga ada
BalasHapus